Hi My Friendz...
Become Successful With Giving And Serve .:.
Beberapa hari lalu aku datang ke salah satu bank swasta terbesar untuk sebuah transaksi. Ketika selesai melakukan transaksi, teller dengan senyumnya yang ramah memintaku memilih salah satu kertas kecil yang sudah disiapkan di meja teller dan memasukannya ke dalam kotak. Ada dua pilihan dengan dua warna kertas yang berbeda yang merupakan penilaian terhadap kinerja pelayanan si teller tersebut. Rupanya bank yang memiliki jutaan nasabah ini secara sadar berorientasi untuk mencetak karyawan yang memiliki orientasi pada "customer focus" dalam kinerjanya.
Di hari lain aku memasuki banking hall sebuah bank yang baru saja merger untuk sebuah transaksi juga. Mulai dengan memasuki ruangan, aku menjumpai personil dengan sikap yang seragam, dari satpam yang mulai membukakan pintu, petugas customer service, teller sampai ke branch manager-nya. Rupanya bank ini secara sadar juga berorientasi mencetak karyawan untuk menginternalisasikan dan saling menularkan nilai-nilai pelayanan dan integritas yang diekspresikan dalam tindakan nyata.
Derap persaingan dalam era kehidupan yang semakin komplek, apalagi dalam dunia bisnis yang sangat kompetitif, semakin menuntut adanya peningkatan kualitas dalam pelayanan, kalau ingin bertahan dalam persaingan. Organisasi dan perusahaan tidak mengizinkan lagi seorang karyawan sebagai bagian dari perusahaan untuk tidak memberikan pelayanan dengan baik. Setiap karyawan merupakan bagian dari keunggulan organisasi perusahaan, sehingga harus berorientasi pada "customer focus" untuk memberikan kepuasaan pelanggan.
Mari bersama kita perhatikan pada setiap perusahaan-perusahaan besar, apa salah satu kunci prestasi mereka sehingga perusahaan mereka bisa bertahan di tengah maraknya persaingan...? Apa salah satu kunci keberhasilan mereka untuk dapat terus bertumbuh menjadi besar...? Pasti kamu akan menemukan salah satu kunci terpenting dalam kesuksesannya adalah kesediaan untuk melayani pelanggannya. Maka banyak perusahaan mengangkat tema "kepuasan pelanggan" menjadi bagian penting dalam beberapa tahun terakhir ini. Perusahaan yang senantiasa mau mendengarkan dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan konsumen niscaya akan lebih mudah dalam meraih dan mempertahankan kesuksesannya.
Paradigma melayani sebenarnya bukanlah sesuatu yang baru, karena sudah sejak dulu para guru spiritual selalu mengajarkan akan hal ini. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah bagaimana agar kita juga bisa memiliki hati yang mau memberi dan melayani...? Mungkin beberapa langkah berikut ini perlu dipertimbangkan :
1. Memandang pekerjaan adalah ibadah
Dalam hidup ini kita harus mempertanggungjawabkan kehidupan kita kepada Allah Sang Pemilik Kehidupan dan kepada orang lain. Dengan demikian, hendaknya setiap apa yang kita kerjakan dalam kehidupan hanyalah berorientasi pada pengabdian kita kepada Allah dan pelayanan kepada orang lain. Dengan memiliki kesadaran ini, maka pekerjaan adalah bagian dari ibadah yang harus dipertanggungjawabkan kepada Allah dan kepada orang lain. Memiliki kesadaran memandang pekerjaan sebagai bagian dari ibadah dapat memberikan keikhlasan hati untuk senantiasa melayani orang lain dengan baik. Apakah itu pelanggan kita, apakah itu teman-teman kita, apakah itu pemimpin kita. Dengan demikian orang lain akan memberikan apresiasi terhadap apa yang kita lakukan. Kalau hal ini dijadikan sebagai kedisiplinan, inilah salah satu modal bagi kesuksesan kita.
2. Kehidupan adalah kesempatan membantu orang lain.
Motivator kelas dunia, Zig Ziglar pernah berkata, "Kamu bisa memperoleh apa pun dalam kehidupan ini sepanjang Kamu juga mau menolong orang lain memperoleh apa yang mereka inginkan." Inilah sebuah prinsip bahwa memperoleh apa yang kita inginkan dapat dimulai dengan membantu orang lain memperoleh keinginannya.
Hidup ini adalah sebuah anugerah dari Allah Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai rasa syukur terhadap kehidupan, kita harus menggunakannya untuk membantu orang lain, bukan hanya untuk diri kita sendiri. Hal ini secara tegas disebutkan oleh Allah bahwa kehadiran manusia ini mengemban tugas perutusan sebagai perpanjangan tanganNya dimuka bumi ini. Dengan demikian setiap orang mengemban tugas perutusan untuk men-sejahterakan kehidupan orang lain. Bukan menghancurkan kehidupan orang lain untuk kepentingannya sendiri.
Gunakan kehidupan yang kita miliki sebagai kesempatan berharga untuk membantu banyak orang lain. Semakin banyak waktu kehidupan yang diberikan, semakin banyak manfaat yang kita bagikan untuk orang lain. Dengan demikian, hidupmu akan jauh lebih bermakna.
3. Siapa menabur, dialah yang akan menuai
Salah satu pepatah bijak yang sangat kusuka mengatakan siapa yang menabur dialah yang akan menuainya. Aku sangat sepaham dengan pepatah bijak ini, bahwa apa yang kita tabur akan kita tuai. Kalau kita menaburkan benih-benih kebaikan, maka kita akan memamen hasil kebaikan. Kalau kita menebarkan pelayanan, maka kita akan menuai kemudahan-kemudahan dalam kehidupan. Begitupun sebaliknya.
Rezeki yang kita peroleh sesungguhnya melalui orang lain. Demikian juga apa yang kita peroleh sebaiknya sebagian dibagikan bagi orang lain. Kalau kita sebagai karyawan, maka sesungguhnya gaji yang kita peroleh itu berasal dari pelanggan, bukan dari sang pemilik atau pemimpin perusahaan. Demikian juga kalau kita seroang pengusaha, sesungguhnya keuntungan yang kita peroleh asalnya dari sang pelanggan. Maka penting memiliki kesadaran untuk memperhatikan suara dan keluhan pelanggan. Dengan memperlakukan mereka secara baik dan memuaskan, maka perusahaan akan menuai keuntungannya yang akhirnya dapat menghidupi pengusaha dan karyawannya.
==================================================================
Mari bersama kita saling mengingatkan bahwa kehidupan ini ibarat ladang pertanian yang subur. Setiap benih yang kita sebarkan akan tumbuh dan memberikan hasil. Kalau benih kebaikan yang kita taburkan, maka akan memberikan hasil kebaikan. Demikian pula sebaliknya. Maka jika kita ingin meraih kesuksesan, mulailah menanamkan benih-benih kebaikan yang salah satunya melalui memberi pelayanan kepada orang lain, dan semoga dengan seturut kehendakNya kita pun menuai kemudahan-kemudahan dalam kehidupan. Amien.
Hidup yang berarti terjadi ketika kamu memberi hidupmu kepada orang lain, ketika kamu berusaha terus menjawab kebutuhan orang lain, dan ketika kamu rindu hidup mereka juga berarti di dunia ini. Karena semua orang bisa menjadi orang hebat dengan memberi dan melayani. Kamu tidak memerlukan ijazah perguruan tinggi untuk dapat memberi dan melayani. Kamu tidak perlu menimbang-nimbang dan memutuskan untuk memberi dan melayani. Yang kamu butuhkan hanya hati yang penuh belas kasihan. Jiwa yang digerakkan oleh kasih.
Di hari lain aku memasuki banking hall sebuah bank yang baru saja merger untuk sebuah transaksi juga. Mulai dengan memasuki ruangan, aku menjumpai personil dengan sikap yang seragam, dari satpam yang mulai membukakan pintu, petugas customer service, teller sampai ke branch manager-nya. Rupanya bank ini secara sadar juga berorientasi mencetak karyawan untuk menginternalisasikan dan saling menularkan nilai-nilai pelayanan dan integritas yang diekspresikan dalam tindakan nyata.
Derap persaingan dalam era kehidupan yang semakin komplek, apalagi dalam dunia bisnis yang sangat kompetitif, semakin menuntut adanya peningkatan kualitas dalam pelayanan, kalau ingin bertahan dalam persaingan. Organisasi dan perusahaan tidak mengizinkan lagi seorang karyawan sebagai bagian dari perusahaan untuk tidak memberikan pelayanan dengan baik. Setiap karyawan merupakan bagian dari keunggulan organisasi perusahaan, sehingga harus berorientasi pada "customer focus" untuk memberikan kepuasaan pelanggan.
Mari bersama kita perhatikan pada setiap perusahaan-perusahaan besar, apa salah satu kunci prestasi mereka sehingga perusahaan mereka bisa bertahan di tengah maraknya persaingan...? Apa salah satu kunci keberhasilan mereka untuk dapat terus bertumbuh menjadi besar...? Pasti kamu akan menemukan salah satu kunci terpenting dalam kesuksesannya adalah kesediaan untuk melayani pelanggannya. Maka banyak perusahaan mengangkat tema "kepuasan pelanggan" menjadi bagian penting dalam beberapa tahun terakhir ini. Perusahaan yang senantiasa mau mendengarkan dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan konsumen niscaya akan lebih mudah dalam meraih dan mempertahankan kesuksesannya.
Paradigma melayani sebenarnya bukanlah sesuatu yang baru, karena sudah sejak dulu para guru spiritual selalu mengajarkan akan hal ini. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah bagaimana agar kita juga bisa memiliki hati yang mau memberi dan melayani...? Mungkin beberapa langkah berikut ini perlu dipertimbangkan :
1. Memandang pekerjaan adalah ibadah
Dalam hidup ini kita harus mempertanggungjawabkan kehidupan kita kepada Allah Sang Pemilik Kehidupan dan kepada orang lain. Dengan demikian, hendaknya setiap apa yang kita kerjakan dalam kehidupan hanyalah berorientasi pada pengabdian kita kepada Allah dan pelayanan kepada orang lain. Dengan memiliki kesadaran ini, maka pekerjaan adalah bagian dari ibadah yang harus dipertanggungjawabkan kepada Allah dan kepada orang lain. Memiliki kesadaran memandang pekerjaan sebagai bagian dari ibadah dapat memberikan keikhlasan hati untuk senantiasa melayani orang lain dengan baik. Apakah itu pelanggan kita, apakah itu teman-teman kita, apakah itu pemimpin kita. Dengan demikian orang lain akan memberikan apresiasi terhadap apa yang kita lakukan. Kalau hal ini dijadikan sebagai kedisiplinan, inilah salah satu modal bagi kesuksesan kita.
2. Kehidupan adalah kesempatan membantu orang lain.
Motivator kelas dunia, Zig Ziglar pernah berkata, "Kamu bisa memperoleh apa pun dalam kehidupan ini sepanjang Kamu juga mau menolong orang lain memperoleh apa yang mereka inginkan." Inilah sebuah prinsip bahwa memperoleh apa yang kita inginkan dapat dimulai dengan membantu orang lain memperoleh keinginannya.
Hidup ini adalah sebuah anugerah dari Allah Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai rasa syukur terhadap kehidupan, kita harus menggunakannya untuk membantu orang lain, bukan hanya untuk diri kita sendiri. Hal ini secara tegas disebutkan oleh Allah bahwa kehadiran manusia ini mengemban tugas perutusan sebagai perpanjangan tanganNya dimuka bumi ini. Dengan demikian setiap orang mengemban tugas perutusan untuk men-sejahterakan kehidupan orang lain. Bukan menghancurkan kehidupan orang lain untuk kepentingannya sendiri.
Gunakan kehidupan yang kita miliki sebagai kesempatan berharga untuk membantu banyak orang lain. Semakin banyak waktu kehidupan yang diberikan, semakin banyak manfaat yang kita bagikan untuk orang lain. Dengan demikian, hidupmu akan jauh lebih bermakna.
3. Siapa menabur, dialah yang akan menuai
Salah satu pepatah bijak yang sangat kusuka mengatakan siapa yang menabur dialah yang akan menuainya. Aku sangat sepaham dengan pepatah bijak ini, bahwa apa yang kita tabur akan kita tuai. Kalau kita menaburkan benih-benih kebaikan, maka kita akan memamen hasil kebaikan. Kalau kita menebarkan pelayanan, maka kita akan menuai kemudahan-kemudahan dalam kehidupan. Begitupun sebaliknya.
Rezeki yang kita peroleh sesungguhnya melalui orang lain. Demikian juga apa yang kita peroleh sebaiknya sebagian dibagikan bagi orang lain. Kalau kita sebagai karyawan, maka sesungguhnya gaji yang kita peroleh itu berasal dari pelanggan, bukan dari sang pemilik atau pemimpin perusahaan. Demikian juga kalau kita seroang pengusaha, sesungguhnya keuntungan yang kita peroleh asalnya dari sang pelanggan. Maka penting memiliki kesadaran untuk memperhatikan suara dan keluhan pelanggan. Dengan memperlakukan mereka secara baik dan memuaskan, maka perusahaan akan menuai keuntungannya yang akhirnya dapat menghidupi pengusaha dan karyawannya.
==================================================================
Mari bersama kita saling mengingatkan bahwa kehidupan ini ibarat ladang pertanian yang subur. Setiap benih yang kita sebarkan akan tumbuh dan memberikan hasil. Kalau benih kebaikan yang kita taburkan, maka akan memberikan hasil kebaikan. Demikian pula sebaliknya. Maka jika kita ingin meraih kesuksesan, mulailah menanamkan benih-benih kebaikan yang salah satunya melalui memberi pelayanan kepada orang lain, dan semoga dengan seturut kehendakNya kita pun menuai kemudahan-kemudahan dalam kehidupan. Amien.
Hidup yang berarti terjadi ketika kamu memberi hidupmu kepada orang lain, ketika kamu berusaha terus menjawab kebutuhan orang lain, dan ketika kamu rindu hidup mereka juga berarti di dunia ini. Karena semua orang bisa menjadi orang hebat dengan memberi dan melayani. Kamu tidak memerlukan ijazah perguruan tinggi untuk dapat memberi dan melayani. Kamu tidak perlu menimbang-nimbang dan memutuskan untuk memberi dan melayani. Yang kamu butuhkan hanya hati yang penuh belas kasihan. Jiwa yang digerakkan oleh kasih.
Life to Love and Life To give, Cos Life is a Gift and Gift is Love.