"Ya Allah sesungguhnya aku serahkan jiwaku pada-Mu, aku hadapkan wajahku pada-Mu, aku serahkan urusanku kepada-Mu, aku sandarkan punggungku kepada-Mu, dengan penuh harap dan takut kepada-Mu,tidak ada tempat berlindung dan tempat mencari keselamafan daripada-Mu kecuali kepada-Mu jua."
(Diriwayatkan Al-Bukhari, Muslim dari AI-Barra' bin 'Azib).
(Diriwayatkan Al-Bukhari, Muslim dari AI-Barra' bin 'Azib).
Semua mengetahui bahwa setiap yang hidup baik malaikat, manusia, jin atau hewan sangat menghajatkanuntuk mendapatkan apa yang bermanfaat baginya serta menolak apa yangmembahayakan dirinya. Dan itu tidak akan bisa dicapai secara sempurna kecuali dengan memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang berman-faat dan apa yang membahayakan tersebut. Manfaat adalah suatu jeniskenikmatan dan kelezatan, sedang bahaya adalah suatu jenis dari kesa-kitan dan siksa.
Dan untuk itu perlu adanya dua hal:
Pertama:
Mengetahui apa yang dicintai dan dicari, sehingga denganmengetahuinya, ia bisa dimanfaatkan dan dinikmati.
Kedua:
Mengetahui sarana pencapaian untuk mendapatkan maksudtersebut.Di samping hal di atas, masih ada dua perkara lain yang perlu diketahui:
Pertama:
Sesuatu yang dibenci dan membahayakan.
Kedua:
Sarana dan yang mendorong ke arah tersebut.
Inilah empat hal yang harus di lakukan untuk di Cintai Allah SWT:
1. Sesuatu yang dicintai dan diinginkan keberadaannya.
2. Sesuatu yang dibenci dan diharapkan ketiadaannya
3. Sarana mendapatkan yang dicintainya.
4. Sarana menolak dari yang dibencinya.
Empat hal ini sangat penting bagi setiap hamba, bahkan penting pulauntuk binatang. Karenanya, keberadaan dan kebaikannya tak akan tercapai kecuali dengan hal tersebut.Jika demikian halnya, maka AllahTa'alaadalah Dzat yang wajibmenjadi tujuan, yang diminta dan yang dicari, yang diharapkan Wajah-Nya, yang dicari kedekatan-Nya, yang diminta keridhaan-Nya dan Dialahyang menolong mendapatkan semua hal tersebut Dan menyembah kepada selain-Nya, berpaling serta menggantung-kan diri padanya adalah sesuatu yang dibenci dan berbahaya, dan Allahlah yang menolong untuk menolak daripadanya. Allahlah yang mengumpulkan empat perkara ini, dan tidak yang lain. Allahlah yang disembah, yang dicintai dan diingini. Dan Dia pula yang menolong hamba-Nya untuk sampai kepada-Nya dan hanya beribadah kepada-Nya.
Dan bahwa yang dibenci itu hanyalah terjadi karena kehendak dan kekuasaan-Nya. Dan Dialah yang menolong hamba-Nya untuk menolaknya. Sebagaimana yang dikatakan oleh seorang hamba yang paling mengetahui tentang-Nya,
"Aku berlindung kepada-Mu dengan ridha-Mu dart kemurkaan-Mu,dan aku berlindung kepada-Mu dengan ampunan-Mu dari siksa-Mu,dan aku berlindung dengan-Mu dari (siksaan)-Mu."
(DiriwayatkanMuslim dari Aisyah).
Beliau juga berdoa,
"Ya Allah sesungguhnya aku serahkan jiwaku pada-Mu, aku hadapkan wajahku pada-Mu, aku serahkan urusanku kepada-Mu, aku sandarkan punggungku kepada-Mu, dengan penuh harap dan takut kepada-Mu,tidak ada tempat berlindung dan tempat mencari keselamafan daripada-Mu kecuali kepada-Mu jua."
(Diriwayatkan Al-Bukhari, Muslim dari AI-Barra' bin 'Azib).
Daripada-Nyalah keselamatan itu, kepada-Nyalah tempat berlindung,dan dengan-Nya kita mohon perlindungan dari kejahatan yang ada karenakehendak dan kekuasaan-Nya. Memberikan perlindungan adalah perbu-atan-Nya, dan yang diminta daripada-Nya perlindungan adalah perbuatan-Nya juga. Dengan kata lain, ia adalah perbuatan yang Dia ciptakan dengankehendak-Nya.Semua perkara adalah milik-Nya, segala puji adalah milik-Nya, semuakebaikan ada di kedua Tangan-Nya, tak seorang pun dari makhluk-Nyayang dapat menghitung pujian ata&-Nya, bahkan la adalah sebagaimana yang Ia pujikan atas Diri-Nya, dan di atas apa yang pernah dipujikan oleh setiap orang dari makhluk-Nya.
Dan karenanya, kebaikan dan kebahagiaan hamba adalah kemampuan rmerealisasikan firman-Nya:
"Hanya kepada-Mulah kami menyembah dan hanya kepada-Mulahkami mohon pertolongan."
(Al-Fatihah: 5)
Penyembahan (ubudiyah)
mengharuskan adanya sesuatu yang diminta, tetapi dalam bentuknya yang sempurna, dan yang dimohon pertolongan adalah yang dengannya dimohon untuk mendapatkan apa yang dicari:
Masalah Pertama:Tentang maknaUluhiyahNya.
Masalah Kedua:Tentang makna Rububiyah-Nya.
Makna Uluhiyah Allah
Sesungguhnya adalah yang disembah oleh segenap hati, dicintai,dijadikan tempat kembali, yang ditinggikan, dimuliakan, diagungkan,tempat merendahkan diri, menghinakan diri, yang ditakuti, tempat ber-harap dan bertawakal. Adapun Rabb
yaitu yang mengurus hamba-Nya,yang memberikan penciptaannya, lalu memberinya petunjuk pada apayang merupakan maslahat baginya. Maka tidak adaIlah selain daripada-Nya, juga tidak ada Rabb selain daripada-Nya.
Makna Rububiyah Allah
Allah menciptakan makhluk agar mereka menyembah kepada-Nya,yang di dalamnya mengandung pengetahuan tentang-Nya, kembali, cintadan ikhlas kepada-Nya. Dengan mengingat Allah maka menjadi tenanglahhati, menjadi tentramlah jiwa, dan dengan melihat-Nya kelak di akhiratmaka menjadi sejuklah pandangan mereka dan menjadi sempurnalahnikmat yang mereka terima. Allah tidak memberikan sesuatu kepadahamba di akhirat yang lebih mereka cintai, yang lebih menyejukkanpandangan dan yang lebih nikmat bagi segenap hati mereka selain darimelihat kepada-Nya, mendengarkan firman-Nya tanpa perantara. Dantidaklah Allah memberi sesuatu kepada manusia di dunia yang lebih baik bagi mereka, yang lebih mereka cintai, yang lebih menyejukkan pan-dangan mereka, selain dari beriman kepada-Nya, mencintai-Nya, rinduuntuk bertemu dengan-Nya, senang dengan kedekatan dengan-Nya danmenikmati dengan dzikir kepada-Nya
Masalah Ketiga:
Hajat hamba untuk menyembah Allah semata dantidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun adalah suatu hajat yangtidak ada tandingannya, sehingga tak bisa diukur, tetapi dalam beberapasegi, ia menyerupai hajat tubuh kepada makanan, minuman dan napas,maka bisa diukur dengannya, meskipun antara keduanya terdapat banyak perbedaan.
Sesungguhnya hakikat hamba adalah hati dan jiwanya, dan tak adakebaikan baginya kecuali dengan mengakui Tuhan yang benar, yang tiadaTuhan yang berhak disembah kecuali Dia. Dan ia tidak akan bisa tenangkecuali dengan mengingat-Nya, ia tidak akan bisa tentram kecuali denganmengetahui dan mencintai-Nya. Dia bekerja dengan sungguh-sungguhmenuju Tuhannya, maka ia akan menemui-Nya, ia pasti akan menemui-Nya.
Tiada kebaikan baginya kecuali dengan mengesakan kecintaan pada-Nya, mengesakan ibadah, takut dan harap hanya kepada-Nya. Jika punia mendapatkan kenikmatan dan kebahagiaan dengan selain-Nya makahal itu tidak akan kekal baginya, tetapi ia akan berpindah-pindah darisatu macam (kenikmatan) kepada macam yang lain, satu orang kepada orang lain, dan seseorang menikmati suatu hal dalam kesempatan Tidak untuk tujuan komersil tertentu, dan kenikmatan lainnya pada kesempatan yang lain pula.
Dan kebanyakan, yang mendatangkan kenikmatan semacam itu adalah sebab terbesar bagi kesakitan dan kemadharatannya.Adapun Tuhannya yang haq, maka kenikmatan itu pasti datang dari-pada-Nya, pada setiap waktu dan keadaan, dan di mana saja, ia akan te-tap beriman kepada-Nya; cinta, ibadah, pengagungan dan dzikir adalah makanan, kekuatan, kebaikan dan nilai dirinya, seperti yang terjadi padapara ahli iman, dan yang ditunjukkan oleh Sunnah serta Al-Qur'an, juga dikuatkan oleh pengakuan fitrah dan hati.Tidak seperti yang dikatakan oleh orang yang dangkal penelitian dan pengetahuannya dan sedikit bagiannya dari kebaikan: Sesungguhnya beribadah kepada Allah, dzikir dan bersyukur adalah beban dan tugas berat. Ia hanya sekedar ujian dan cobaan, atau untuk tujuan mendapatkan nilai tukar berupa pahala tersendiri, seperti menukar barang dengan barang. Atau ia hanyalah latihan dan pendidikan jiwa untuk menaikkannya dari derajat hewan dan binatang.
Sources: Di Terjemahlan Pengarang kitab ini Rahimahullah memiliki karya besar yang beliau beri judul Madaarijus Salikin fi Manazili Iyyaka Na'budu wa Iyyaaka Nasta'ain. Abul Hari Al-Halabi Al-Atsari Ali bin Hasan bin Ali bin Ali bin Abdul Hamid Az-Zarqa', Yordania.