Keberkahan, Adab, Munajah Ketika Waktu sahur.

21 July 2012



Asal kata (السَّحُوْرُ), adalah dengan memfat-hahkan siin yaitu untuk sesuatu yang dipakai bersahur berupa suatu makanan atau minuman, dan dengan mendhammahkan, yaitu sebagai masdar (asal kata) dan untuk kata kerjanya pun seperti itu pula.

[Ash-Shihah (II/679) oleh al-Jauhari, al-Qamuus al-Muhiith (II/528) disusun oleh az-Zawi.]

WAKTUNYA

Dinamakan Sahur, karena dilaksanakan pada waktu Sahur, sedang as-Sahir adalah, akhir dari malam sebelum Shubuh, ada yang berkata, ia dari sepertiga malam akhir hingga terbit fajar,[4] maksudnya adalah bahwa akhir dari waktu sahur bagi seorang yang berpuasa adalah terbitnya fajar.

Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ

“...Dan makan minumlah hingga jelas bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar...” [Al-Baqarah: 187]

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya (III/12-44), al-Mundziri berkata dalam at-Targhiib wat-Tarhiib (II/139): “Diriwayatkan oleh Ahmad dengan sanad yang kuat.” Al-Haitsami berkata dalam Majmaa’-uz Zawaa-id (III/150): “Diriwayatkan oleh Ahmad dan di dalamnya ada perawi yang bernama Rafa‘ah, aku tidak tahu ada yang menguatkannya. Dia dan tidak pula ada yang melemahkannya, sedangkan para perawi yang lain adalah shahih.”

Dari Wahsyi bin Harb Radhiyallahu anhu, bahwasanya para Sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Wahai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sesungguhnya kita makan tapi tidak kenyang.” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Mungkin saShallallahu ‘alaihi wa sallama kalian makan dengan tidak berkumpul?” Mereka berkata: “Ya.” Beliau bersabda:

Berkumpullah kalian ketika makan dan sebutlah Nama Allah Subhanahu wa Ta’ala padanya, maka makanan kalian akan diberkahi.”
Diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam Sunannya (IV/138) Kitaabul Ath’imah bab Fii Ijtimaa’ ‘alath Tha’aam, Ibnu Majah dalam Sunannya (II/1093) Kitaabul Ath’imah bab al-Ijtimaa’ ‘alath Tha’aam, Imam Ahmad dalam Musnadnya (III/501), Ibnu Hibban dalam Shahihnya (VII/317) Kitaabul Ath’imah, Dzikrul Amri ‘alal Ijtimaa’ ‘alath Tha’aam, Rajaa-al Barakah fil Ijtimaa’ ‘Alaih.

Imam an-Nawawi berkata, saat menjelaskan maksud dari sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

“Kalian tidak mengetahui di bagian makanan kalian yang manakah keberkahan itu berada.”

Beliau (Imam an-Nawawi) berkata, “Artinya adalah -wallaahu a’lam- bahwasanya makanan yang disediakan oleh seseorang itu terdapat keberkahan di dalamnya, namun ia tidak mengetahui ada di bagian manakah dari makanannya keberkahan tersebut, apakah pada apa yang telah dimakannya atau ada pada yan tersisa di tangannya atau ada pada sisa-sisa makanan di atas piring atau pada makanan yang jatuh, maka seyogyanya semua kemungkinan tersebut harus dijaga dan diperhatikan agar mendapatkan keberkahan makanan, dan inti dari keberkahan adalah bertambah, tetapnya suatu kebaikan dan menikmatinya, maksudnya adalah -wallaahu a’lam- apa yang ia dapatkan dari makanan tersebut (untuk menghilangkan lapar), terhindar dari penyakit dan menguatkan tubuh untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, serta hal lainnya.


NIAT SHAUM DI BACA KETIKA MAKAN SAHUR SEBULAN PENUH
Nawaitu sauma syahro romadhona kullihi lillahi ta'ala

[Saya berniat berpuasa sebulan di bulan Ramadhan karena Allah ta'aala]


NIAT SHAUM DI BACA KETIKA MAKAN SAHUR TIAP HARI
Nawaitu souma godhin ‘an adaa i, fardhi syahri ramadhaana haadzihis sanati lillahi ta’alaa

[Sengaja aku berpuasa esok hari untuk menunaikan fardhu puasa pada bulan Ramadhan bagi tahun ini kerana Allah Taala ]

Para ulama salaf berbeda pendapat untuk cara berniat sahur di bulan Ramadhan ada yang dibaca sebulan penuh dan tidak usah  dibaca tiap hari untuk menghindari sifat lupa manusia, ada sementara ulama yang menganjurkan untuk dibaca tiap hari, karena pahala dan keberkahan tiap harinya berbeda-beda. untuk itu saran beberapa ulama salaf lebih baik dibaca dua-duanya untuk niat untuk satu bulan ketika di awal bulan Ramadhan, dan di baca setiap harinya untuk sahurnya dan itu lebih baik.


Imam ja'far Ash- shadiq berkata :
"Makan sahurlah kalian, walaupun hanya seteguk air, Niscaya Allah melimpahkan Rahmatnya kepada siapa saja yang makan sahur"

Disunahkan untuk mengakhiri waktu makan sahur berdoa/munajah hingga menjelang subuh.

DOA MUNAJAH AKHIR SAHUR

ALLOHUMMA SHOLI ALA MUHAMADIN WA ALA ALI MUHAMADIN, YA MAFJA-I INDA QURBATI, YA GHOUTSI INDA SYIDDATI ILAIKA FAJI’TA WABIKAS TAGHOSTU WA BIKA LUDZTU BISIWAKA, WALA ATLUBUL FAROJA ILA MINKA, FA AGHISNI WA FARIJ ANNI YA MAN YAQBALUL YASIRA WAYA’FUWA ANILKASTIR, IQBAL MINNIL YASIRO WA’FU ANNIL KASTIRI INNAKA ANTAL GHOFURUR ROHIM,
ALLOHUMMA INNI AS-ALUKA IMANAN TUBASYIRU BIHI QOLBI WAYAQINAN HATTA A’LAMU ANNAHU LAN YUSIBANI ILLA MAA KATABTA LII WA RIDHONI MINAL AISYI BIMA QOSAMTA LII YA ARHAMA ROHIMIN,WAYA UDDATI FII KURBATI WAYA SHOHIBI FII SIDDATI WAYA WALLIYYI FI NI’MATI WAYA GHOYATI FII ROGHBATI ANTAS SATIRU AURATI WAL AMINU RAU-ATI WAL MUQILU ASROTI WAGHFIRLI KHOTI ATI YA ARHAMA ROHIMIN.3X


Ya Alloh sampaikan sholawat kepada nabi muhammad dan Keluarga muhammad, Wahai Tumpuan dikala kesulitan wahai Naungan di saat aku kesusahan,Hanya kapadmu aku takut dan Hanya kepadamu aku memohon pertolongan dan mengharapkan perlindungan, aku tidak berlidung kepada selainmu. dan memohon kelapangan kecuali darimu tolonglah aku dan lapangkanlah dadaku yang menerima kebaikan yang sedikit dan memafkan dan kesalahan banyak, Terimalah amalan baikku yang sedikit dan ampunilah maksiatku yang banyak sesungguhnya engkau maha mengampuni dan menyayangi.

Ya Alloh sesungguhnya aku Memohon kepadamu keimanan & keyaqinan yang mengujam dalam hatiku, hingga aku meyakini bahwa tidak akan ada yang menimpaku kecuali apa-apa yang telah engkau tetapkan, jadikan hatiku ridho dengan apa yang engkau berikan hari ini penghidupanku, Wahai yg Maha Pengasih dari Pengasih, Wahai Sandaranku Dikala Sedih, Wahai Sahabat setia dikala duka, Wahai Teman dikala senang, Wahai Tumpuan Harapanku, Engkaulah menutup Aibku dan memberikan Keamanan pada saat ketakutan, dan Penghapus Kejatuhanku,Dosa Burukku, Maka Ampunilah Kesalahan-kesalahanku Wahai yang paling Pengasih dari mengasihi.

_____________________________________

ShareThis