بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
MENGUCAPKAN SALAM, merupakan salah satu hak seorang muslim terhadap muslim lainnya. Sebagaimana sabda Rosulullah: “ Hak seorang muslim terhadap seorang muslim enam perkara.” Lalu beliau ditanya: “Apa saja ya Rasulullah?” Maka beliau saw. Menjawab: ”(1) Bila engkau bertemu (berpapasan)dengannya maka uapkanlah salam kepadanya. (2) Bila dia mengundangmu, penuhilah undangannya. (3) Bila dia meminta nasihat, berilah dia nasihat. (4) Bila dia bersin lalu dia membaca tahmid, do’akanlah semoga dia beroleh rahmat. (5) Bila dia sakit, kunjungilah dia. (6) Dan bila dia meninggal, ikutlah mengantar jenazahnya ke kubur.” (Shahih Muslim, hadits No.2025)
Salam yang kita ucapkan kepada orang lain dapat membuahkan rasa kasih sayang antar sesama. Sebagaimana sabda Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a: “Tidak akan masuk surga hingga kamu beriman, dan tidak beriman hingga kamu saling mencintai. Dan maukah aku tunjukkan suatu perbuatan yang bisa membuatmu saling mencintai; yaitu terbarkanlah salam diantara sesamamu.” (HR Muslim)
KEISTIMEWAAN SALAM
1. Merupakan amalan yang terbaik dalam Islam
Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin Ash r.a. bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Rosulullah saw: “Amalan apakah yang terbaik dalam Islam?” Beliau saw menjawab: “Memberi makan dan mengucapkan salam kepada orang yang telah kamu kenal maupun yang belum kamu kenal.” (HR Bukhori. No.12)
2. Mendapatkan berkah dan kebaikan dari Allah SWT
Sebagaimana firman-Nya :
فَإِذَا دَخَلْتُم بُيُوتاً فَسَلِّمُوا عَلَى أَنفُسِكُمْ تَحِيَّةً مِّنْ عِندِ اللَّهِ مُبَارَكَةً طَيِّبَةً كَذَلِكَ يُبَ يِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُون
“Maka apabila kamu memasuki (suatu rumah dari) rumah-rumah (ini) hendaklah kamu memberi salam kepada (penghuninya yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayatnya(Nya) bagimu, agar kamu memahaminya..” (QS An-Nur [24]:61)
3. Termasuk perbuatan yang dapat memasukkan pelakunya ke dalam surga
Abu Yusuf Abdullah bin Salam r.a., berkata: “Saya pernah mendengar Rasulullah saw bersabda: “Wahai manusia, tebarkanlah salam, berikanlah makan, lakukanlah shilaturarahim, dan shalatlah ketika orang lain tidur malam; maka engkau akan masuk ke surga dengan selamat.” (HR Tirmidzi: 2485, Ibnu Majah: 1334, dan dishohihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shohih Sunan Ibnu Majah: 1097)
UCAPAN DAN JAWABAN SALAM YANG PALING BAIK
Al-Imam An-Nawawi r.a. menuturkan: “Disunnahkan bagi orang yang memulai salam mengucapkan Assálamu’alaikum warahmatullah, dengan memakai dhomir jamak (kum,) sekalipun sendirian. Dan menjawabnya dengan ucapan Wa’alaikumus-salám warahmatullahi wabarakátuh, dengan menambah wa pada kata wa’alaikum.” (Riyadhush-Sholihin: 274).
Oleh karena itu, orang yang mendapatkan salam wajib menjawabnya dengan yang lebih baik atau semisal dengan salam yang dia terima. Sebagaimana firman Allah SWT:
وَإِذَا حُيِّيْتُم بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّواْ بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ حَسِيباً
“Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu.” (QS An-Nisa’ [4]:86)
SIAPAKAH YANG LEBIH BERHAK MEMULAI SALAM?
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. Bersabda: “Orang yang berkendaraan hendaklah memberi salam kepada pejalan kaki, Anak kecil mengucapkan salam kepada orang yang lebih tua, orang yang lewat memberi salam kepada yang duduk, dan orang yang jumlahnya sedikit memberi salam kepada yang jumlahnya lebih banyak.” (HR Bukhari:6231-Shahih Muslim:2021)
WAKTU MENGUCAPKAN SALAM
1. Ketika akan memasuki rumah orang lain
Allah SWT telah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَدْخُلُوا بُيُوتاً غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتَّى تَسْتَأْنِسُوا وَتُسَلِّمُوا عَلَى أَهْلِهَا ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat.” (QS An-Nur [24]:27) .
Begitu pula ketika memasuki rumah sendiri, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat an-Nur [24] ayat 61.
2. Ketika masuk dan keluar dari sebuah majelis
Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a bahwasanya Rasulullah saw. bersabda (artinya): “Apabila seseorang masuk ke sebuah majelis maka hendaklah mengucapkan salam, dan jika dia mau pergi hendaklah mengucapkan salam. Tidaklah (salam) yang pertama tadi lebih berhak (untuk) di ucapkan daripada yang akhir.” (HR. Abu Dawud: 5208, Tirmidzi:2706, Bukhari dalam Adabul Mufrad:1008, dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam ash-Shohihah:183).
Di antara tanda-tanda dekatnya hari kiamat ialah mengucapkan salam hanya kepada orang yang dikenalnya saja. Sebuah kenyataan yang tak dapat kita pungkiri lagi pada zaman sekarang ini, banyak orang yang hanya mau mengucapkan salam kepada orang-orang yang dikenalnya saja. Perilaku seperti ini bertentangan dengan sunnah Rasulullah SAW sebab beliau menganjurkan menebarkan salam kepada orang yang dikenal maupun yang tidak dikenal. Tidakkah mereka menyadari sabda Rasulullah SAW:
“Sesungguhnya di antara tanda-tanda dekatnya hari kiamat ialah manusia tidak mau tidak mau mengucapkan salam kepada orang lain kecuali yang dikenalnya saja.” (HR. Ahmad dalam Musnad-nya: 1/387, dan dishohihkan oleh Syaikh al-Albani dalam ash-Shohihah:348).
ETIKA MENUCAPAN SALAM
1. Makruh memberi salam dengan ucapan ‘Alaikassalàm
Perhatikan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh shahabat Jabir bin Sulaim r.a, ia menuturkan: Aku pernah menjumpai Rasulullah saw., maka aku berkata: “ ’Alakaikassalàm ya Rasulullah saw.” Maka beliau saw., menjawab: “Jangan kamu mengatakan ’Alakaikassalàm, tetapi ucapkanlah: ” A’ssalamu’alaika.”
Dan di dalam riwayat Abu Dawud disebutkan: “karena sesungguhnya ucapan ’Alakaikassalàm itu adalah untuk orang-orang yang sudah mati.” (HR. Tirmidzi:2722, Abu Dawud:5209 dan dishohihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shohih Sunan Abu Dawud:2/516).
2. Dianjurkan mengucapkan salam tiga kali
Dianjurkan mengucapkan salam dengan mengulangnya sebanyak tiga kali jika di khalayak ramai atau terhadap orang yang ketika disampaikan salam ia tidak mendengarnya. Di dalam hadits riwayat Anas r.a. disebutkan bahwa: Rosulullah saw apabila mengucapkan kalimat maka beliau mengulangnya tiga kali, dan apabila mendatangi suatu kaum maka beliau mengucapkan salam kepada mereka tiga kali. “ (HR.Bukhori:6244)
Imam Nawawi rah.a mengatakan: “Hadits ini mengandung kemungkinan jika di khalayak ramai yang sebagian mereka tidak mendengarnya dan bermaksud untuk memperjelas.” (Kitabul Adab:43, dinukil dari kitab Riyadush Sholihin:291)
3. Tidak boleh memulai salam kepada orang kafir
Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a bahwasanya Rasulullah saw bersabda: “Jangan kamu memulai mengucapkan salam kepada Jahudi dan Nashrani.” (Shahih Muslim: 2029). Dan jika mereka mengucapkan salam kepada kita, cukup dijawab dengan ucapan “Wa’alaikum”, sebagaimana hadits yang bersumber dari Anas bin Malik r.a. bahwa Rasulullah saw bersabda: “Apabila ahli kitab mengucapkan salam kepada kalian maka ucapkanlah “Wa’alaikum.” (HR. Bukhari:6258; Shahih Muslim:2026)
Apabila di sebuah majelis bercampur antara orang muslim dan non-muslim maka kita boleh mengucapkan salam. Demikianlah yang dilakukan oleh Rasulullah saw ketika melewati sebuah majelis yang di dalamnya ada orang muslim, musyrik, penyembah berhala, beliau mengucapkan salam. (HR.Bukhori:6254, Muslim:2168).
Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Dinar r.a bahwasanya dia mendengar Ibnu Umar bertanya kepada Rasulullah saw., maka beliau saw., menjawab: “Orang-orang Yahudi, bila mereka memberi salam kepadamu, maka ada salah seorang di antara mereka yang mengucapkan:”Assamu ‘alaikum” (racun untukmu), maka jawablah “’Alaika”
4. Sunnah mengucapkan salam kepada anak kecil
Hal ini adalah untuk mendidiknya sejak kecil dengan adab-adab yang Islami dan membiasakan diri untuk mengikuti sunnah Rasulullah saw. Shahabat Anas bin Malik r.a. telah mengabarkan “bahwa ia pernah berjalan bersama Rasulullah saw, kemudian tatkala melewati anak-anak kecil beliau mengucapkan salam kepada mereka.” (Shahih Muslim:2030)
5. Larangan mengucapkan dan menjawab salam saat buang hajat
Dari al-Muhajir bin Qunfudz r.a., bahwasanya ia mendatangi Rasulullah saw dan memberi salam saat beliau buang air kecil, Beliau saw tidak menjawab salamnya sampai beliau berwudhu, kemudian beliau saw meminta maaf kepadanya seraya bersabda: “Aku tidak suka menyebut nama Allah SWT kecuali dalam keadaan suci.” (HR.Abu Dawud:17, Nasa-i:38 dan dishohihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shohih Sunan Abu Dawud: 13).
Apabila ada orang yang menitipkan salam, maka yang menerima titipan salam tersebut mengatakan “Wa’alaihissalàm warohmatullahi wabarokàtuh”, sebagaimana yang dilakukan oleh ‘Aisyah r.a. ketika meneima titipan salam dari Jibril as. Lewat Rasulullah saw.”
(HR Bukhari: 6253)
Demikianlah wahai saudaraku, semoga risalah yang singkat ini bermanfaat bagi kita semua. Marilah kita tebarkan salam kepada sesame muslim, karena dengan inilah akan timbul rasa cinta dan kasih saying . Jangan sampaiseorang muslim bertemu dengan muslim lainnya menampakkan sikap acuh tak acuh atau cuek , atau mengucapkan perkataan yang tak layak untuk di ucapkan oleh seorang muslim.
Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Azza wa Jalla. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw.beserta keluarga dan shahabatnya.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”
(QS Al-Ahzab [33]:56)
(QS Al-Ahzab [33]:56)
Dari: Mukhlis Abu Dzar