Tatacara untuk berdzikir agar lebih dekat dengan Allah karena Allah no.1 dan masalah no.2 dengan mengikuti beberapa bimbingan sbb :
Hendaklah seseorang yang melaksanakan amalan dzikir memelihara adab-adab dzikir yang batin dan yang lahir. Dengan sempurnanya adab-adab itu, sempurnalah dzikir seseorang.
- Adab-adab dzikir batin
Apabila seseorang hendak berdzikir, hendaklah ia menghadirkan hatinya, maksudnya mengetahui makna dzikir itu. Para ulama telah menegaskan, bahwa memahamkan makna yang diucapkan sangat perlu bagi mereka yang berdzikir, sama halnya dengan mereka yang membaca Al-Qur’an. - Adab-adab dzikir lahir
Seyogyanya orang yang berdzikir itu berkelakuan baik, jika ia dalam keadaan duduk, hendaklah menghadap ke arah kiblat dengan sikap khusyu’, merendahkan diri kepada Allah, tenang dan menundukkan kepala. Seyogyanya pula tempat berdzikir itu bersih. Selain itu dzikir bisa juga dilakukan ketika kita sedang berdiri, berjalan, sedang mendengarkan khutbah, ataupun sedang dalam keadaan mengantuk.
Dzikir itu boleh dilakukan dengan hati saja. Maksudnya sebutan itu dilakukan dengan ingatan hati. Yang sangat utama dzikir kita lakukan dengan lidah dan hati, yaitu lidah menyebut hati mengenang apa yang diseburkan lidah. Jangan sampai hanya dilakukan oleh lidah saja sedangkan hati tidak memahami apa yang diucapkan atau berpikir tentang hal lain.
FAEDAH-FAEDAH DZIKIR
Bila seseorang benar-benar melaksanakan dzikir sesuai dengan yang dikehendaki oleh Allah dan Rasul-Nya, maka ada 20 faedah yang diperoleh oleh orang tersebut, yaitu :
- Baik sangka kepada Allah.
- Mendapat rahmat dan inayaH dari Allah.
- Memperoleh sebutan dari Allah dihadapan hamba-hamba pilihan.
- Membimbing hati dengan mengingat dan menyebut Allah.
- Melepaskan diri dari azab.
- Memelihara diri dari godaan setan dan membentengi diri dari maksiat.
- Mendatangkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
- Mendapatkan derajat yang tinggi disisi Allah.
- Memberikan sinar kepada hati dan menghilangkan kekeruhan jiwa.
- Menghasilkan tegaknya suatu rangka dari Iman dan Islam.
- Menghasilkan kemuliaan dan kehormatan di hari kiamat.
- Melepaskan diri dari perasaan menyesal.
- Memperoleh penjagaan dan pengawalan dari para malaikat.
- Menyebabkan Allah bertanya kepada para malaikat yang menjadi utusan Allah tentang keadaan orang-orang yang berdzikir itu.
- Menyebabkan berbahagianya orang-orang yang duduk beserta orang-orang yang berdzikir, walaupun orang orang tersebut tidak berbahagia.
- Menyebabkan dipandang ” ahlul ihsan “, dipandang orang-orang yang berbahagia dan pengumpul kebajikan.
- Menghasilkan ampunan dan keridhaan Allah.
- Menyebabkan terlepas dari pintu fasiq dan durhaka. Karena orang yang tiada mau menyebut Allah (berdzikir) dihukum orang yang fasiq.
- Merupakan ukuran untuk mengetahui derajat yang diperoleh disisi Allah.
- Menyebabkan para Nabi dan orang Mujahidin (syuhada) menyukai dan mengasihi.
“Tapi barang siapa tiada memperhatikan peringatan-Ku (berdzikir kepada-Ku), baginya penghidupan yang sempit. Kami halau ia di hari kiamat ke tempat berhimpun dengan mata yang buta“